GOLF1 – Murdaya Widyawimarta Po, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) tutup usia di Singapore General Hospital, Singapura, Senin 7 April pukul 13.57 waktu setempat. Kepergiaannya membuat dunia golf Indonesia berduka.
Tokoh yang akrab disapa dengan panggilan Pak Po ini menjadi Ketua Umum PB PGI periode tahun 2014-2018 dan 2018-2022. Dia sangat mencintai golf.
Dalam sebuah wawancara dengan penulis, Pak Po mengungkapkan bahwa dirinya mengenal golf sejak tahun 1974. Dia diajak bermain golf oleh sang istri, Siti Hartati Murdaya. “Nyonya saya yang duluan mengenalkan golf, waktu itu mulai tahun 1974. Saya suka main golf karena bisa dapat udara segar, jalan sembari bergurau sama kawan-kawan. Olahraga ini juga bisa dilakukan sampai tua,” kata Pak Po.
Lalu, bersama dengan Ciputra mereka membangun Pondok Indah Golf Course, lapangan golf pertama milik anak bangsa yang bertaraf internasional di Indonesia. Setelah itu banyak pengusaha lndonesia yang mengikuti jejak mereka mendirikan berbagai lapangan golf di berbagai wilayah Indonesia.
Pondok Indah Golf Course menjadi satu-satunya lapangan golf di Indonesia yang pernah menjadi tuan rumah World Cup Golf, yaitu pada tahun 1983. Dan kenangan itu tidak pernah terulang lagi hingga saat ini. Pak Po sangat mencintai golf dan dia ingin melihat olahraga ini berkembang di Indonesia. Dia ingin melihat semakin banyak masyarakat Indonesia yang bermain golf dan ingin melihat atlet-atlet golf Indonesia berprestasi di turnamen-turnamen taraf internasional.
Sejak tahun 2004, Pak Po menjabat sebagai Presiden Direktur PT Pondok Indah Padang Golf, Tbk. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI) selama dua periode, yaitu tahun 2006-2010 dan 2010-2014.
“Kami sangat kehilangan sosok Pak Po. Dia merupakan teladan bagi kami semua. Tidak hanya piawai dalam menjalankan bisnis, namun dia sangat mencintai olahraga golf. Dia melakukan banyak hal untuk mendukung kemajuan prestasi atlet-atlet golf di Indonesia. Tidak hanya menyediakan fasilitas pelatihan, tapi juga banyak memberikan dukungan secara langsung kepada para atlet,” kata Erry Arsyad, Direktur Pondok Indah Padang Golf.
Keseriusan Pak Po untuk membangun golf di Indonesia sudah teruji. Selain memiliki lapangan golf, selama puluhan tahun selalu mendukung berbagai turnamen di dalam dan luar negeri. Dengan kemampuan melakukan lobi dan memiliki jaringan berkelas internasional, Pak Po berhasil mendatangkan pelatih-pelatih profesional bertaraf internasional. Dia mendirikan akademi-akademi golf, termasuk Akademi Golf Leadbetter di Jakarta pada tahun 2011.

Walaupun sudah tidak menjabat sebagai ketua umum PB PGI, Pak Po tetap mempertahankan National Golf Institute Indonesia (NGII) hingga saat ini. Institut golf tersebut didirikannya sejak tahun 2015. NGII menjadi pusat pelatihan para atlet tim nasional Indonesia.
NGII didirikan untuk membangun jalur pengembangan jangka panjang bagi pegolf junior elit Indonesia. Menerapkan pola pelatihan high performance. Tujuannya adalah mengembangkan pusat keunggulan golf yang akan menyediakan fasilitas pelatihan dan program latihan kelas dunia.
“Setelah tidak menjabat sebagai Ketua Umum PB PGI, Pak Po menegaskan bahwa beliau akan tetap melanjutkan NGII. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk mengembangkan prestasi golf dan agar golf Indonesia maju,” kata Dersi Suwita, Direktur Eksekutif National Golf Institute Indonesia.
Disegani Pegolf Asing
Pak Po juga dikenal sebagai konglomerat yang sukses di Indonesia. Dia mendirikan Central Murdaya Group yang memiliki banyak unit usaha, termasuk Pondok Indah Mall dan JIExpo Kemayoran. Pergaulannya sangat luas, tidak hanya dikenal dalam negeri tapi juga di banyak negara lain. Pak Po lahir di Blitar, Jawa Timur, 12 Januari 1946.
Salah satu pegolf asing yang terkesan dan merasa segan pada Pak Po adalah Gaganjeet Bhullar, pegolf India yang mempunyai banyak prestasi di Asian Tour. “Saya sangat sedih mendengar meninggalnya Pa Po. Dia adalah orang yang luar biasa. Kecintaannya pada golf menjadi inspirasi bagi semua orang yang mengenalnya. Antusiasme dan kebaikan hatinya akan sangat dirindukan, baik di dalam maupun di luar lapangan. Semoga Anda menemukan penghiburan dalam kenangan indah yang dibagikan dan warisan yang ditinggalkannya,” kata Bhullar kepada penulis. Bhullar merupakan juara Indonesia Open tahun 2013, 2016, dan 2022.
Walaupun sudah senior, semangat Pak Po patut dijadikan teladan oleh anak-anak muda. Sebelum menderita sakit, hampir setiap hari dia masih bermain golf, walaupun hanya bermain beberapa hole saja. Dia juga suka mengunjungi dan menyaksikan secara langsung kegiatan pelatihan para atlet. Dia juga sering memberikan dukungan secara langsung kepada para atlet golf Indonesia dan juga atlet dari luar negeri.
Karena semangat yang begitu besar, banyak yang bertanya-tanya kapan dirinya pensiun dan menghabiskan waktu bersama keluarga saja seperti yang kebanyakan dilakukan oleh para pengusaha senior lainnya yang sudah pensiun.
“Saya bukan orang yang bisa berdiam diri di rumah saja. Mungkin banyak orang yang memilih untuk istirahat, bermain dengan cucu-cucunya saat pensiun. Tapi saya tidak begitu. Kebahagiaan saya adalah tetap aktif, bertemu, bercerita, dan tukar pikiran dengan banyak orang. Saya baru akan benar-benar pensiun beberapa jam sebelum Tuhan memanggil saya,” jawabnya dalam sebuah wawancara ekslusif dengan penulis.
Terima kasih Pak Po atas segala kebaikanmu. Semoga suatu saat nanti prestasi golf para atlet Indonesia berjaya di level dunia!
*Francisca Xaveriana Taolin